Peniup terompet yang Viral bisa niruin suara apa saja, beruntung di panggil dan masuk televisi karena talentanya yang ok dan yahud,silahkan simak videonya Engg Ingg Enggg'..........
Seorang Perawat Lulusan SPK Metro 1995 / Ikatan Dinas 1997
Saat Ini Bekerja di Puskesmas Puncowati/Terbanggi Besar /Lampung Tengah
Pengasuh Channel Youtube :
Gudang keterampilan :
Link channel
https://youtube.com/channel/UCBekTBtihyCetQLk96khGWw
Duo Bidandari Syantieq
Link channel
https://youtube.com/c/DuoBidandariSyantieqMcbrotodevision
Selain kata Kung
fu, istilah Wushu dan Kundao atau Kuntao juga sering dipakai untuk menyebut ilmu bela
diri dari Tiongkok tersebut. Ilmu Kung fu yang sudah
menyebar ke Asia Tenggara
(terutama Indonesia) pada masa
lalu disebut Kuntao, demikian menurut Donn
Draeger dalam bukunya yang berjudul Weapons and Fighting Arts of
Indonesia. Akan tetapi istilah Kuntao tersebut sudah
sangat jarang dipergunakan pada masa sekarang ini.
Perkembangan
Pada awal
mulanya, istilah Ilmu atau kemampuan Bela Diri dalam masyarakat Tiongkok adalah Ilmu Silat atau Wushu,
dan bukan "Kungfu". Istilah Kungfu pada masa lalu tidaklah sepopuler
seperti saat ini. Kungfu sendiri lebih menunjuk kepada suatu keahlian dan
keuletan yang khusus dan teruji unggul, misalnya keahlian memasak, keahlian
bercocok tanam, dan lain-lain. Istilah Kungfu menjadi populer setelah seorang
legenda ilmu bela diri, yakni Bruce Lee
mempopulerkan istilah Kungfu di belahan dunia Barat. Tersentak dengan
kemampuan, kecepatan dan kekuatan Sang Legenda, istilah Kungfu menjadi sangat
populer dan identik dengan Ilmu Bela Diri Tiongkok (China) hingga kini.
Ilmu bela diri Kungfu
pada mulanya berkembang dari kebutuhan dan kemampuan manusia untuk bertahan
hidup, baik untuk membela diri dari berbagai jenis serangan binatang buas,
berburu untuk mendapatkan makanan, maupun untuk berperang melawan kelompok
manusia lain yang dianggap menjadi ancaman terhadap keamanan hidup mereka.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan tentang obat-obatan dan tubuh
manusia di Tiongkok kuno - serta perang saudara yang berkepanjangan, Seni Bela
Diri Kungfu pun berkembang pesat dan menyebar luas, sehingga membawa
banyak kontribusi dan memengaruhi cikal bakal berbagai jenis ilmu bela diri di Asia,
seperti Karate, Kempo, Pencak Silat dan lain sebagainya.
Kungfu
mempunyai sejarah dan merupakan tradisi ilmu bela diri yang sangat panjang,
ketat, teruji dan efektif sejak 5.000 tahun yang lalu, bersamaan dengan
munculnya aliran kepercayaan Dao (Taoisme) yang kemudian berkembang menjadi
agama yang memiliki kekhususan sendiri. Pada tahun 2.500-an mulai bermunculan
berbagai aliran Kungfu yang melegenda hingga kini, dimulai dari Kuil atau Vihara Shaolin (Siaw Liem Sie), Wudang
(Butong), Omei (Emei-Gobi), Kun Lun, Hua San, Thian San, Khongtong dan
lain-lain. Secara umum, terdapat 100 lebih aliran Kungfu dan ribuan jurus serta
berbagai jenis ilmu yang unik dan aneh, mulai dari yang paling keras dan ganas (external
arts) hingga ilmu yang paling lembut dan ringan seperti kapas (internal
arts). Berbagai aliran dan ilmu yang masih eksis hingga kini adalah Hung
Gar, Lohan, Ngo Cho, Pek Ho, Eng Jiaw, Qin Na, Wing Chun, Tai Chi Quan, Hsing
I, Ba Gua, Yi Quan, Fan Zi Quan, Chang Quan dan lain-lain.
Para Pendekar
Kungfu masa lalu yang terkenal memberikan kontribusinya dalam Dunia Kungfu
Tiongkok antara lain:
1) Bodhidharma (Da Mo/Tat Mo atau Daruma dalam bahasa Jepang). Beliau adalah
pendeta spiritual Zen Budha dari India yang bertapa sembilan tahun di Kuil
Shaolin dan pencipta berbagai jenis ilmu legendaris seperti: Ilmu Perubahan
Urat dan Otot (Yi Jin Jing/I Chin Ching), Sembilan Matahari (Kiu Yang Cin
Keng), Otot Kawat Tulang Besi (Tiet Sin Kun), Baju Besi Emas (Genta Emas), Lima
Jurus Hewan, Jari Zen, dan lain-lain. Namun sayangnya, beberapa di antara ilmu
tersebut sudah lenyap. Konon pada saat menyeberang lautan hingga ke Tiongkok,
beliau hanya berdiri di atas sebatang dahan kecil, dan di tembok gua tempat
pertapaan Bodhidharma di Kuil Shaolin hingga kini terdapat bayangan lekuk
tubuhnya yang terbentuk pada saat ia bermeditasi dan bersandar di tembok gua
tersebut. Selama sembilan tahun bermeditasi di gua tersebut, Bodhidharma mampu
mendengar pembicaraan berbagai jenis mahluk hidup, misalnya semut yang berada
di sana.
2) Thio Sam
Hong (Thio Kun Po/Zhang Jun Bao/Zhang San Feng). Di masa mudanya, Thio Sam Hong adalah
murid yang sangat berbakat di Kuil Shaolin. Karena diperlakukan semena-mena
oleh para seniornya, beliau keluar dari Kuil Shaolin dan belajar mengembangkan
Kungfu sendiri dengan memperhatikan berbagai fenomena alam seperti terpaan
angin keras terhadap pohon bambu, pertarungan bangau dan ular, kokohnya
pertahanan belalang sembah dari terpaan angin, dan lain-lain. Setelah mengerti
dan memahami Intisari Alam Semesta, Thio Sam Hong muda menyepi di gunung Hua
San untuk menyempurnakan ilmu-ilmunya. Pada saat beliau turun gunung, beliau
menjelajahi seluruh Tiongkok dan mengadu ilmunya dengan para ahli bela diri dan
para pendekar dari berbagai aliran. Berdasarkan literatur kuno, tercatat dua
pertarungan yang sangat terkenal. Pertarungan yang pertama adalah pertarungan
antara Thio Sam Hong dengan pegulat nomor satu Mongol yang sangat besar, kuat
dan agresif. Belakangan diketahui bahwa pegulat tersebut juga sangat ahli dalam
berbagai aliran Kungfu Tiongkok. Pegulat Mongol tersebut konon mengalahkan
banyak petarung Kuil Shaolin dan sejumlah pendekar aliran keras lainnya.
Pertarungan antara Thio Sam Hong dengan Pegulat Mongol tersebut dimenangkan
oleh Thio Sam Hong dengan ilmu barunya, yaitu Tai Chi QuanTaijiquan. Pertarungan kedua adalah
pertaruangan Thio Sam Hong yang seorang diri mengalahkan lebih dari 100 orang
gangster di sarang penyamun hanya dengan tangan kosong. Semenjak itu, Thio Sam
Hong diakui oleh seluruh kalangan persilatan sebagai Pendekar Tanpa Tanding
saat itu. Setelah merasa cukup dalam perantauanya, Thio Sam Hong naik ke gunung
Wudang (Butong) dan mendirikan Perguruan Wudang dengan basis utama
pengajarannya, yaitu Taoisme. Thio Sam Hong sendiri diyakini merupakan Pencipta
Ilmu Tai Chi, dan sangat ahli dalam Ilmu Tao Yin (Nei Kung). Konon Thio Sam
Hong hidup dalam 3 (tiga) zaman dinasti, yakni Dinasti Song, Dinasti Yuan (Monggol, dan Dinasti Ming
(Han), dan Thio Sam Hong dikenal sebagai immortal Taoist.
3) Yue Fei
(Jenderal Yue Fei, Tangyin-Provinsi Henan, 1103-1142). Beliau adalah Jenderal Patriot yang
terkenal dari Kekaisaran Dinasti Song
(960-1279) yang bertempur melawan invasi suku bangsa Jin (Jurchen/Juchen) dan
hingga akhir hayatnya tetap setia membela negara walaupun difitnah dan dihukum
mati oleh penguasa lalim. Jenderal Yue Fei dipercaya sebagai Pencipta Kungfu
internal dan eksternal, yakni: Hsing - I (Xingyiquan) dan Penyempurna Eng Jiaw (Cakar
Elang). Pada masa mudanya, Jenderal Yue Fei belajar dari Bhiksu Shaolin yang
bernama Jow Tong/Lai Chin. Selain ahli dalam pertarungan tangan kosong,
Jenderal Yue Fei juga ahli dalam 18 senjata Shaolin khususnya ilmu Tombak
Tunggal. Konon ilmu tombaknya setara dengan ilmu tombak Keluarga Marga Yang
(Ilmu tombak Keluarga Yang merupakan ilmu silat keluarga turun temurun yang sangat
khas dan tinggi serta hanya sedikit Ahli/Pendekar yang mampu menandingi ilmu
mereka pada zamannya. Berdasarkan catatan kuno, diketahui bahwa ilmu tombak
tingkat tinggi Keluarga Yang mempunyai sejumlah keistimewaan unik, yakni :
Ilmu Tombak Naga Melekat/Naga Berpilin dan Ilmu Tombak (Toya) Naga Perkasa yang
mampu melumpuhkan/membunuh lawan tanpa menyentuh fisik. Catatan : Keluarga
Yang juga merupakan Patriot Sejati terakhir yang tetap setia hingga akhir
kejatuhan Kekaisaran Dinasti Sung oleh Monggol). Kungfu Hsing I sendiri sempat
lenyap dari dunia persilatan pasca meninggalnya Jenderal Yue Fei hingga sampai
ditemukan kembali Kitab Kungfu Hsing I yakni Kitab 10 Prinsip Hsing-I
peninggalan Jenderal Yue Fei menjelang akhir Dinasti Ming oleh Ji Long Feng (Ji
Jike). Kemudian Ji Long Feng menurunkan Kungfu Hsing I ke Keluarga Ma, Cao Ji
Wu dan lain-lain hingga akhirnya muncul Kuo Yun Shen dan Sun Lutang sebagai
ahli-ahli Kungfu Hsing I yang luar biasa.
4) Qi Jiguang
(1528-1588). Beliau adalah
salah satu Jenderal Patriot yang terkenal lainnya dari Dinasti Ming
(1368-1644). Pada umur 22 tahun, Qi Jiguang bertempur dan mengusir tentara
Monggol yang dipimpin Altan Khan yang berupaya menjajah Tiongkok kembali
(1548-1552). Beliau bersama Yu Dayao dan Tan Lun terkenal sebagai Patriot yang
membasmi habis perompak dan bajak laut Jepang (rata2 para perompak tersebut
merupakan ex-Samurai yang kalah perang dan bekerjasama dengan perompak Tiongkok
atau penguasa setempat yang lalim)yang kerap kali merampok di daratan Tiongkok
khususnya wilayah Fujian dan Zhejiang. Paska pembasmian tersebut, tidak ada
perompak atau bajak laut Jepang yang berani kembali lagi karena kemampuan
bertempur dari tentara Jenderal Qi Jiquang yang luar biasa. Beliau mencatat dan
mewariskan seluruh ilmu Kungfunya dalam Kitab "Ji Shou Ching Hua"
yang saat ini menjadi salah satu pusaka yang melengkapi pustaka Kungfu
Tiongkok.
5) 5 Leluhur
Shaolin. Pasca
pembakaran Kuil Shaolin dalam pertempuran kedua antara para Pendeta Kuil
Shaolin dengan 50.000 Tentara Qing bersenjata lengkap dan modern yang dibantu
para Lhama Tibet dan Praktisi Pak Mei (White Eyebrow).
Kelima leluhur
Shaolin tersebut adalah :
1) Choi Tak-Chung (蔡德忠)
2) Fong Tai-Hung (方大洪)
3) Ma Chiu-Hing (馬超興)
4) Wu Tak-Tai (胡德帝)
5)Lee Sik-Hoi (李式開)
Berdasarkan
literatur lama, disebutkan bahwa Kuil Shaolin hancur total dan terbakar selama
40 hari 40 malam dalam serangan tersebut. Seluruh catatan kuno ribuan tahun
termasuk sejumlah ilmu Kungfu legendaris dan senjata pusaka hilang atau habis
terbakar. Dari ribuan Biksu dan non Biksu Shaolin, hanya 5 orang yang lolos
dari serangan tersebut dan kemudian mereka menyebar keseluruh Tiongkok sembari
menyebarkan Shaolin Kungfu serta perlawanan anti Dinasti Qing. Kehancuran Kuil
Shaolin diakibatkan oleh adanya pengkhianatan oknum Shaolin yang ternyata
adalah antek-antek Dinasti Qing yang menyusup dan menabur racun diberbagai
titik sumber air dan makanan para Bhiksu. Pada saat serangan kedua tersebut,
kondisi fisik yang keracunan telah menyebabkan hilangnya kemampuan bertarung
para Bhiksu dan Non Bhiksu Shaolin. Dalam pertarungan pertama, para Petarung
Kuil Shaolin berhasil mengusir puluhan ribuan tentara Dinasti Qing yang
bersenjata lengkap. Kegagalan dalam serangan pertama tersebut, membuat Kaisar
Qing di puncak kemarahan. Sang Kaisar mengumpulkan tentara-tentara terbaik dari
setiap legiun dan merekrut seluruh ahli bela diri Kungfu (termasuk para Lhama
Tibet dan Praktisi Pak Mei) yang loyal kepada Dinasti Qing untuk bersama-sama
menyerbu Kuil Shaolin serta menpersiapkan strategi penyusupan/perusakan dari
dalam Kuil Shaolin. Dikemudian hari, 5 Leluhur Shaolin ini identik pula dengan
5 Tokoh Utama yang terkenal, yakni :
a) Hung
Hei-Koon 洪熙官 Hóng
Xīguān/Hung Hei Gun.
Beliau adalah Pencipta Kungfu Hung Gar.
Hung Hei Koon adalah murid utama dari Bhiksu Gee Sin Sim See. Beliau terkenal
sebagai Ahli Gung Gee Fok Fu Kuen (Siu Lum Fook Fu Kuen)dan Cakar Harimau
Sejati. Jurus cakar harimaunya terkenal sangat ganas dan bertenaga. Kebanyakan
korban keganasan jurus Cakar Harimau Hung Hei Koon adalah para tentara Qing dan
antek-antek Manchu.
b) Lau Sam-Ngan
劉三眼 Liú Sānyǎn/Lau Sam Ngan.
Beliau adalah Pencipta Kungfu Lau Gar
dan dikenal dengan julukan "Lau si Mata 3". Kemampuan Kungfu Lau Sam
Ngan sangat tinggi sekali. Beliau dikenal mampu bertarung menghadapi keroyokan
tentara Qing dan para praktisi Kungfu lainnya tanpa harus menoleh seolah2
terdapat "mata lain" dibelakang kepalanya.
c) Choi Kau-Yee
蔡九儀 Cài Jiǔyí/Choy Gau Yi.
Beliau adalah Pencipta Kungfu Choi Gar
d) Lee Yau-San 李友山 Lǐ Yǒushān/Li Yau San.
Beliau adalah Guru dari Chan Heung,
Pencipta Kungfu Lei Gar (Choi Lei Fut)
e) Mok
Ching-Kiu 莫清矯 Mò
Qīngjiǎo/Mok Ching Giu,
Beliau adalah Pencipta Kungfu Mok Gar
6) Wong Fei
Hung (Huang Fei Hong, Fushan, 1847-1924). Beliau hidup pada zaman Dinasti Qing
(1644-1912) dan tercatat sebagai Patriot Nasionalis, Ahli Kungfu, Pendiri rumah obat Pho Chi Lam dan sekaligus
Shinshe Akunpuntur yang sangat terkenal dengan berbagai jenis ilmu Kungfu
seperti : Ilmu Pasangan Harimau dan Bangau, Tendangan Tanpa Bayangan,
Tinju Besi, Toan Ta, Toya 8 Diagram dan lain-lain. Murid-murid Beliau yang
sangat terkenal antara lain : Lam Sai Wing, Leung Fong, Tang Fung dan Lin
Wan Gai. Wong Fei Hung merupakan anak dari Wong Kei Ying, salah satu Pesilat
terkenal dari "10 Harimau Kanton". Pada umur 16 tahun, Wong Fei Hung
mendirikan Perguruan Silat di berbagai wilayah, yakni : Shuijiao, Diqipu,
Xiquan dan Guangdong. Selain itu, Beliau juga mendirikan Rumah Obat Pho Chi Lam
dan menjadi Instruktur Pelatih Mliter Termuda pada Resimen V Tentara Kanton.
Pada masa hidupnya, Wong Fei Hung terkenal dengan berbagai pertarungan baik
dengan para pesilat lokal maupun petarung asing demi mempertahankan
"China's Pride" yang pada saat itu jatuh hingga ke titik terendah. 2
(Dua) pertarungan yang sangat terkenal adalah pada saat Wong menjatuhkan lebih
dari 50 orang pesilat gangster/bajak laut di pelabuhan hanya dengan sebatang
toya dan pertarungan kedua adalah pada saat Beliau bersama dengan Liu Yong Fu
berperang langsung dengan tentara Jepang di Taiwan. Beliau sendiri merupakan
murid langsung dari Pengemis Sakti So (Beggar So), Lam Fuk Sing, Lin Fu Cheng
dan ayahnya sendiri yang notabene adalah anak dari Wong Tai, murid langsung Luk
Ah Choi, Ahli Kungfu Hung Gar dan sekaligus murid langsung dari Biksu Shaolin terkenal :
Gee Sin Sim See, Li Bak Fu & Hung Hei Koon.
7) Hua Yan Jia
(Fok Yuen Gap/Ho Goan Ka, Tianjin, 1868-1910). Beliau adalah Pendiri Chin Woo
Athletic Association (Jing Wu Men) yang hingga kini telah tersebar lebih dari
50 cabang di USA, Kanada, Argentina, Peru, Makau, Hongkong, China, Jepang,
Wales, Selandia Baru, Srilanka, Vietnam, Australia, Singapura, Thailand,
Malaysia dan lain-lain. Beliau merupakan Pendekar Kungfu yang terkenal sangat
nasionalis dan juga lahir dari Keluarga Pesilat aliran Huo. Pada awalnya, Hua
Yan Jia tidak diperbolehkan belajar Ilmu Silat karena kondisi tubuhnya yang
lemah dan sering sakit. Namun karena kemauan yang keras dan bakat yang tinggi,
secara diam2 Hua Yan Jia muda selalu mengintip kakak2nya dan para murid Ayahnya
(Huo Endi) pada saat latihan. Konon ilmunya semakin sempurna setelah berjumpa
dengan salah satu Patriot Kungfu yang terkenal : Wang Wu, Si Golok Besar
yang memoles kemampuan Hua Yan Jia muda. Kemampuan bertarung Hua Yan Jia teruji
pertama kali pada saat Beliau mengalahkan Ahli Kungfu Selatan bernama
"Du" yang sebelumnya justru mengalahkan Keluarga Huo pada saat
pertarungan tahunan antar Keluarga Pesilat. Pada masa hidupnya, baik Beliau
maupun muridnya Liu Zhensheng terkenal sebagai Pendekar Kungfu yang banyak mengalahkan
berbagai praktisi aliran beladiri dari berbagai negara seperti Pegulat,
Petinju, Ju Jit Su/Pejudo dan Karateka dari Rusia, Inggris dan Jepang.
Pertarungan pertama Huo Yan Jia dengan Petarung Barat terjadi pada tahun 1901
dalam pertarungan terbuka di Taman Xiyuan, Tianjin. Huo Yan Jia mengalahkan
Pegulat Terkuat Rusia (Pertarungan tersebut merupakan "Show of Force"
Kekaisaran Rusia untuk melemahkan mental rakyat China) secara telak dengan cara
mengangkat dan melemparnya keluar dari panggung pertarungan. Pertarungan kedua
terjadi pada tahun 1909 dengan Juara Tinju Inggris berpostur tinggi besar,
O'Brien. Huo Yan Jia kembali mengalahkan lawannya dengan jurus ciptaannya,
yakni Kungfu Mi Zhong. Dalam perkembangan selanjutnya, Huo Yan Jia lebih banyak
menerima tantangan dari Petarung Jepang dan tidak ada yang dapat mengalahkan
Beliau pada saat itu. Sayangnya, Huo Yan Jia meninggal terlalu cepat, yakni
pada umur 42 (tahun 1910) dan berdasarkan hasil otopsi Tianjin Municipality
Police Laboratory, ditemukan racun arsenik dalam tubuh Huo. Para petinggi Chin
Woo dan Dokter pemeriksa menduga bahwa racun tersebut terkait dengan hasil
pertarungan terakhir dengan Japanesse Judo Association ("JJA") yang
berakibat banyaknya anggota JJA yang menderita kekalahan telak atau luka fatal
di matras pertarungan.
8) Chan Tzi
Ching. Beliau
merupakan pewaris utama Kungfu Cakar Elang dari aliran Keluarga Marga Lau.
Beliau terkenal sebagai Petarung Kungfu yang tidak terkalahkan dan semua
lawannya ditaklukan hanya dalam 3 jurus dan/atau dengan Pukulan 3 Inchi. Pada
masa tersebut, hanya Huo Yan Jia sendiri yang mampu mengimbangi ilmu Kungfu
Chan Tzi Ching. Tertarik dengan kemampuan bertempur yang luar biasa, Huo Yan
Jia mengundang Chan Tzi Ching untuk turut mengajar di Chin Woo, Shang Hai pada
tahun 1910. Setelah kematian Huo Yan Jia akibat terkena racun arsenik dari agen
rahasia Jepang, Chan Tzi Ching meneruskan perjuangan Huo Yan Jia dan banyak
bertarung dengan sejumlah praktisi bela diri Jepang dan Barat namun tidak ada
satupun yang dapat mengalahkan Beliau hingga akhir hayatnya.
9) Fan Xu Dong. Beliau
mempunyai postur tubuh yang tinggi dan besar namun mempunyai kemampuan ilmu
meringankan tubuh yang luar biasa pada zamannya. Beliau merupakan salah satu
ahli totok Kungfu Belalang Sembah (Praying Mants) dan Golok Besar (Guan Dao).
Fan Xu Dong terkenal sebagai Petarung Kungfu Patriot yang turut serta dalam
pemberontakan Boxer karena tidak tahan dengan perilaku negara-negara Barat dan
Jepang yang pada saat itu mencelakakan rakyat dan ingin menjajah Tiongkok
menjelang akhir Dinasti Qing. Terdapat sejumlah pertarungan terkenal antara Fan
Xu Dong dengan sejumlah petarung yang mewakili 8 negara, yakni pertarungan
pertama adalah pada saat Beliau menjawab tantangan jagoan Samurai Jepang dalam
pertarungan hidup mati secara terbuka di Shandong. Fan Xu Dong membabat tubuh
sang Samurai menjadi 2 bagian dalam hitungan detik pada saat itu dengan
menggunakan senjata Guan Dao. Pertarungan kedua terjadi pada tahun 1875, Fan Xu
Dong mewakili Perguruan Kungfu Yantai untuk menjawab tantangan dari Juara
Nasional Gulat Rusia. Pertarungan kembali dimenangkan oleh Fan Xu Dong secara
telak. Setelah kemenangan tersebut, Fan Xu Dong banyak bertarung dengan
petarung2 Rusia namun tidak ada satupun yang dapat mengalahkannya hingga Beliau
pulang ke Tiongkok kembali.
10) Keluarga
Chen Tai Chi : Chen Fa Ke. Chen Fa Ke adalah salah 1 (satu) generasi penerus ke-17
Tai Chi aliran marga Chen yang sangat terkenal pada masa hidupnya karena tidak
ada satupun lawan yang dapat mengalahkannya dan Beliau mengalahkan seluruh
lawan2nya tanpa mencederai mereka sedikitpun. Beliau sendiri merupakan anak
dari Chen Chang Xing, salah satu Tai Chi Master aliran Chen yang terkenal.
Pertarungan Beliau yang paling terkenal adalah pertarungan bebas atau
"Leitai" selama 17 hari di Beijing. Selama 17 hari tersebut, Chen Fa
Ke mengalahkan seluruh lawan-lawannya hanya dengan ilmu Tai Chi aliran Chen.
Banyak Ahli Bela Diri baik aliran keras maupun lembut serta berbagai aliran
Bela Diri lain yang mengakui bahwa Chen Fa Ke adalah Pesilat Tak Terkalahkan
pada zamannya. Chen Fa Ke dijuluki "Taiji Yi Ren" (The Best Tai Chi
Master) dan "Quan Shen" (Martial Saint) oleh para praktisi bela diri
dunia. Tai Chi aliran Marga Chen berpusat di Desa Chen (Chen Jiagao) dan hampir
seluruh penduduk desa tersebut adalah praktisi Tai Chi. Berdasarkan catatan
sejarah, Tai Chi aliran Chen ini diperkenalkan pertama kali oleh Chen Wan Ting,
pensiunan Jenderal Dinasti Ming.
11) Keluarga
Yang, Yang Lu Chan (Yang Fu Kui). Beliau adalah Pendiri Tai Chi aliran marga Yang. Pada
masa hidupnya, Beliau juga terkenal sebagai Pendekar dengan julukan "Yang
Wu Di = Yang Tak Terkalahkan". Keturunan Beliau dan penerusnya yang sangat
terkenal antara lain : Yang Chien Hou, Yang Shao Hao, Yang Cheng Fu, Yang
Ban Hou & Chen Man Ching. Ilmu Tai Chi Yang Lu Chan sendiri terkenal dengan
sejumlah julukan, yakni Mien Quan (Cotton Fist)dan Hua Quan (Neutralising
Fist).
12) Kuo Yun
Shen (Guo Yun Shen/Yu Sheng). Beliau terkenal sebagai Pendekar kosen baik dari ilmu
silat maupun Nei Kung yang sangat tinggi. Beliau adalah ahli Kungfu Hsing - I
(Xing Yi). Kuo Yun Shen dijuluki "Ban Bu Peng Kuo" karena terkenal
dengan penguasaan ilmu Peng Quan ("Crushing Fist") yang sempurna,
salah satu ilmu dari 5 Elemen Hsing I). Konon Ilmu Tapak Kapasnya mampu
merontokkan tubuh lawan cukup hanya dengan menyentuhnya. Kuo Yun Shen pernah
menepuk 10 batubata dengan lembut dan semuanya hancur terburai. Beliau sendiri
adalah murid terbaik dari Master Li Luoneng dan tidak pernah terkalahkan oleh
siapapun pada zamannya. Hanya satu orang yang dapat mengimbangi Master Kuo Yun
Shen, yakni Tung Hai Chuan dalam pertarungan sengit selama 3 hari 3 malam yang
berakhir seri dan akhirnya mereka menjadi sahabat baik yang saling bertukar
ilmu Kungfu.
13) Sun Lutang
(Sun Fu Quan). Beliau adalah Pencipta Tai Chi aliran Sun dan terkenal sebagai Ahli Hsing
I dan Bagua. Beliau merupakan murid dari berbagai Ahli Kungfu seperti Bhiksu
Wu, Kuo Yun Shen, Li Kui Yuan, Cheng Ting Hua (Ahli Baguazhang), Hao Wei Chen
(Ahli Wu Yu Xiang Tai Chi) dan lain-lain. Julukan Beliau adalah :
"Pendekar Kepala Harimau" dan "Lebih Pintar daripada Monyet
Aktif".
14) Tung Hai
Chuan (Dong Haichuan). Beliau adalah pencipta ilmu Baguazhang (Zhuan Zhang)dan
terkenal tidak terkalahkan pada zamannya. Salah satu pertarungan terkenalnya
adalah pertarungan 3 hari 3 malam dengan Master Kuo Yun Shen yang berakhir
seri. Selain ahli Baguazhang, Beliau juga ahli dalam ilmu Bafanshan, Hongquan,
Xingmengquan, Jinggangquan, Erlangquan dan Lohanquan. Tung Hai Chuan sendiri
dikenal memiliki Ilmu Khusus lainnya yang dinamakan "Langkah Awan/Awan
Bearak" sejenis Ilmu Meringankan Tubuh yang luar biasa yang dapat
dimainkan bersamaan dengan ilmu Baguazhang.
15) Yip Man (Ip
Man, Foshan, Namhoi 1898-1972). Beliau merupakan salah satu ahli Kungfu Wing Chun
ternama dan terkenal sebagai Pesilat yang tak terkalahkan namun sangat
"low profile". Beliau merupakan murid langsung dari Chan Wah Sun, Ng
Chung Sok & Leung Bik (anak dari Leung Jan). Selama di Foshan, Tiongkok,
Beliau mempunyai beberapa murid yang terkenal antara lain : Lok Yiu, Chow
Kwong Yue,Kwok Fu, Lun Kai,Chan Chi Sun dan Lui Ying. Pada saat di Hongkong,
sejumlah murid Beliau yang terkenal adalah Leung Sheung, Lok Yiu, Chu Song Tin,
Wong Shun Leung, Lo Man Kam dan Li Siau Lung/Li Jun Fan (Bruce Lee).
Yip Man
merupakan anak dari sebuah keluarga pedagang yang kaya dan sangat dermawan.
Asal muasal ketertarikan Yip Man belajar Kungfu dikarenakan Keluarga Yip Man
mengijinkan seorang Master Kungfu yang telah berumur yakni Master Chan Wah Shun
untuk melestarikan Kungfu dengan cara mengajar sekelompok murid di lingkungan
kuil keluarga. Master Chan memiliki reputasi sebagai Ahli Kungfu yang baik hati
karena sering membela kepentingan rakyat kecil yang tertindas oleh gerombolan
perampok, penjahat atau pejabat yang semena-mena. Yip Man yang saat itu berumur
9 tahun sering mengamati latihan Master Chan dan murid-muridnya. Beliau sempat
memohon agar diterima menjadi murid Master Chan, namun Master Chan yang pada
saat itu berumur 60 tahun lebih sudah tidak ingin menerima murid lagi. Namun
Yip Man muda adalah seorang yang sangat keras keinginan dan pantang menyerah,
walaupun ditolak berkali-kali, Yip Man tetap pantang menyerah.
Untuk menguji
keinginan dan kesungguhan Yip Man, Master Chan menyatakan akan menerimanya
sebagai murid jika dia mampu membayar uang latihan sebesar tiga tael perak.
Keesokan harinya, Yip Man justru datang dengan membawa seluruh tabungannya yang
berjumlah 300 keping perak! Master Chan melihat bahwa Yip Man memiliki
keinginan dan kesungguhan yang sangat kuat untuk belajar Kungfu Wing Chun.
Setelah berdiskusi bersama dengan orang tuanya Yip Man, akhirnya Master Chan
menerima Yip Man sebagai murid terakhirnya.
Yip Man belajar
Kungfu Wing Chun dengan Master Chan selama empat tahun atau hingga Master Chan
meninggal dunia. Untuk lebih memperdalam ilmu Kungfunya, Yip Man kemudian
belajar selama 2.5 tahun dengan senior yang lain, yakni Ng Chun. Ketika Yip Man
berumur 16 tahun, orangtuanya mengirimnya ke Hong Kong untuk bersekolah di St
Stephen's College. Dengan cepat popularitas Yip Man berkembang pesat di St
Setphen's College karena Beliau sering melayani dan memenangkan pertarungan
terbuka baik dengan para seniornya ataupun praktisi aliran bela diri lain yang
rata-rata berbasis Kungfu, Tinju dan Karate. Pada saat itu, Kungfu Wing Chun
mulai populer sebagai aliran Kungfu baru yang handal diluar aliran-aliran yang
telah ada.
Yip Man muda
sangat menyukai pertarungan hingga pada suatu saat Beliau memperoleh informasi
bahwa di pabrik sutera salah seorang temannya, terdapat seorang Ahli Kungfu
yang luar biasa namun telah berumur 50 tahun. Ahli Kungfu tersebut tinggal di
perahu nelayan yang bersandar dekat pelabuhan Hongkong. Yip Man kemudian
menemui sang Master dan meminta petunjuk dari sang Ahli Kungfu. Namun sang Ahli
Kungfu tersebut justru meminta Yip Man untuk mendemonstrasikan Kungfu Wing
Chun-nya. Setelah melihat beberapa jurus Yip Man, sang Ahli Kungfu tersebut
justru meledek bahwa ilmu Kungfu Wing Chin Yip Man sebenarnya masih jauh
dibawah standar Ahli Kungfu Wing Chun! Merasa bahwa kemampuannya direndahkan,
Yip Man menantang sang Ahli tersebut untuk bertarung. Dalam satu-dua gerakan,
Yip Man justru terlempar ke perairan! Setelah berkali-kali mencoba menyerang
dengan berbagai jurus rahasia yang dipelajarinya selama ini, akhirnya Yip Man
menyadari bahwa Ahli Kungfu yang ditemuinya ini adalah Ahli Kungfu tingkat
tinggi karena seluruh serangan Yip Man tidak dapat mengenai sasaran! Akhirnya
Yip Man pun menyerah dan menyatakan keinginannya untuk belajar dari sang Ahli
Kungfu tersebut. Tertarik dengan bakat dan kemampuan Yip Man, Ahli Kungfu
tersebut menerima Yip Man sebagai muridnya. Belakangan Yip Man baru tahu bahwa
Ahli Kungfu tersebut ternyata adalah Master Leung Bik yang masih satu
"lineage/akar" dengan ilmu Kungfu Master Chan Wah Sun. Master Leung
Bik sendiri merupakan Ahli Kungfu dari berbagai aliran namun lebih memfokuskan
diri pada aliran Kungfu Wing Chun. Namun selama ini, tidak ada orang/ahli Kungfu
lainnya yang tahu bahwa Master Leung Bik sebenarnya adalah Ahli Kungfu Wing
Chun hingga kedatangan Yip Man!
Kungfu Wing
Chun Master Leung Bik dan Master Chan Wah Sun sebenarnya berasal dari akar yang
sama, yakni Shaolin Wing Chun Ng Mui namun Master Leung Bik melakukan sejumlah
perubahan sesuai dengan pengalaman bertarungnya selama ini sehingga terdapat
perbedaan pola dan jurus yang antara Kungfu Wing Chin Tradisional dengan Kungfu
Wing Chun miliknya. Setelah belajar selama 2.5 tahum, Master Leung Bik telah
mewarisi seluruh ilmunya kepada Yip Man dan meminta Yip Man untuk
menyebarluaskan Kungfu Wing Chun kepada khalayak ramai. Seiring dengan
selesainya masa studi Beliau, Yip Man kembali ke Foshan dan bercita-cita untuk
melaksanakan mandat gurunya. Yip Man mengajarkan seluruh kemampuannya kepada
rekan-rekan seperguruan namun keinginan tersebut sempat menemui ganjalan karena
salah seorang seniornya tetap ingin mempertahankan tradisional Wing Chun
sehingga sempat terjadi pertarungan antara Yip Man dengan seniornya. Namun pada
akhirnya sang senior dapat menerima bahwa ilmu Kungfu yang baik adalah ilmu
Kungfu yang dapat beradaptasi dan berubah sesuai dengan perkembangan yang ada.
Selama di Foshan terjadi banyak peristiwa yang mengubah jalan hidup Master Yip
Man, mulai dari masuknya penjajahan Jepang hingga sejumlah pertarungannya
dengan ahli-ahli bela diri Jepang yang menindas rakyat kecil. Yip Man sering
menjawab tantangan para ahli bela diri Jepang yang berupaya merontokkan mental
rakyat Tionghoa dengan mengadakan sejumlah turnamen bela diri. Kemenangan demi
kemenangan diraih dengan mudah dan cepat dalam setiap pertarungan hingga
akhirnya Yip Man harus dilarikan dari Foshan ke Hongkong kembali karena menjadi
target pembunuhan.
Pada awal
mulanya di Hong Kong, Yip Man bekerja di restoran dan sehari-harinya mengajar
Kungfu Wing Chun kepada Wong Sheung Leung, salah seorang praktisi Kungfu Pak
Mei dan sekaligus murid pertama Yip Man. Kehidupan di Hongkong yang keras
sering menyebabkan Yip Man menerima banyak tantangan baik dari aliran Kungfu
maupun bela diri lainnya. Pada umumnya, Yip Man menolak secara halus tantangan
tersebut namun pada akhirnya pertarungan tetap tak terhindarkan. Yip Man tidak
pernah mengalami kekalahan sekalipun atau melukai lawan-lawannya dalam setiap
pertarungan dan pada umumnya setelah pertarungan selesai, para lawan-lawannya
justru sangat segan terhadap Yip Man karena sikap Yip Man yang rendah hati dan
ksatria. Setelah mengajar ilmu Kungfu Wing Chun selama 20 tahun di Hongkong,
Master Yip Man meninggal dunia.
16) Bruce Lee (Lee Jun Fan/Lee Siau Lung). Beliau adalah praktisi Kungfu Wing Chun dan sekaligus pendiri aliran bela
diri baru: Jeet Kune Do (Intercepting Fist). Beliau adalah aktor sekaligus
seniman bela diri yang memulai perjalanan di bidang bela dirinya dari hobi
berkelahi di jalanan, termasuk dengan anggota-anggota geng mafia. Pada masa
hidupnya, beliau terkenal dengan sejumlah pertarungan nyata dengan berbagai
praktisi bela diri baik pada waktu shooting;; film maupun pada hari-hari
yang telah ditentukan. Berikut adalah daftar pertarungan Bruce Lee yang
tercatat:
a) Pada tahun
1958, Bruce Lee mengalahkan Juara Tinju Boxer Inggris tiga kali, Gary Elms, di
ronde ketiga dengan KO dalam kejuaran Hongkong Inter School Amateur Boxing
Championship.
b) Sebelum
berhadapan dengan Gary Elms, Bruce Lee mengalahkan Shen Yuen, Lieh Lo, dan Yang
Huang; semuanya di ronde pertama dengan KO.
c) Bruce Lee
mengalahkan Pu Chung, Ahli Kungfu Choy Li Fut dengan KO di ronde pertama dalam
pertarungan Full Body Contact. Sponsor pertarungan tersebut adalah Wong
Sheung Leung.
d) Dari tahun
1959 hingga 1960, Bruce Lee terlibat banyak pertarungan di jalan dan rata-rata
korbannya KO atau cacat, sehingga pihak kepolisian menjadi sibuk akibat
kesukaannya tersebut.
e) Pada tahun
1962, Bruce Lee mengalahkan Uechi, juara Karate Sabuk Hitam, dengan KO dalam
waktu 11 detik, di Seattle. Taki Kimura, salah seorang murid sekaligus sahabat
Bruce Lee, justru menghitung KO tersebut dalam waktu 10 detik.
f) Pada saat
shooting film The Big Boss di Thailand, Bruce Lee
menjawab tantangan para Muai Thay dengan meng-KO wakil mereka hanya dalam
hitungan detik.
g) Pada saat
shooting film Enter the Dragon,
Bruce juga menjawab tantangan seorang karateka Sabuk Hitam dengan meng-KOnya
dalam hitungan detik.
h) Dalam
beberapa kesempatan, Bruce menjawab tantangan dari berbagai ahli bela diri baik
dengan menggunakan tangan kosong maupun senjata, namun semua lawannya rata-rata
mengalami nasib KO atau tidak dapat melanjutkan pertarungan. Pada umumnya
pertarungan tersebut disaksikan banyak orang atau ahli-ahli bela diri lainnya.
i) Pertarungan
yang terlama dan cukup menguras energi Bruce Lee adalah pada saat beliau
berhadapan dengan Wong Jack Man, ahli Xing Yi, Kungfu Shaolin Selatan dan Tai
Chi. Konon Wong Jack Man adalah petarung Kungfu dari Chin Woo School.
Pertarungan selesai dalam waktu 20-25 menit dengan kemenangan Bruce Lee. Pada
kesempatan lain, Wong Jack Man mengajukan tantangan kembali namun Bruce Lee
tidak pernah menanggapinya. Belajar dari pertarungan-pertarungan tersebut,
Bruce mengintegrasikan seluruh kemampuan dan ilmu bela dirinya dan akhirnya
menciptakan aliran bela diri baru, yakni Jeet Kune Do.
Akhirnya
seiring dengan semakin pesatnya kemajuan dan keterbukaan negara Tiongkok,
berbagai jenis dan aliran ilmu bela diri Kung fu berangsur-angsur digabung
dan distandarisasi menjadi suatu bentuk olahraga yang dapat dipertandingkan secara
internasional, yang saat ini dikenal sebagai Wushu atau "Seni
Tempur".
Sanda/Sanshou
Sanda atau Sanshou
(Mandarin: 散手; pinyin: sǎnshǒu; "tangan
bebas") adalah seni beladiri yang berakar dari Kungfu. Sanshou
dikembangkan oleh angkatan bersenjata China
sebagai standard kurikulum beladiri di akademi militer. Sanshou menggabungkan
teknik-teknik kungfu, gulat, dan tinju
dalam penggunaannya.